-->

Mengenal Taman Nasional Tanjung Puting: World Heritage Site di Kalimantan Tengah

Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di Kalimantan Tengah, Indonesia. Taman nasional ini memiliki luas sekitar 4.150 km persegi dan merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di Indonesia.  Taman Nasional Tanjung Puting terkenal karena keanekaragaman hayatinya, terutama satwa langka seperti orangutan, bekantan, dan berbagai jenis primata dan burung. Taman nasional ini juga memiliki tiga sungai besar yang melintasinya, yaitu Sungai Sekonyer, Sungai Arut, dan Sungai Buluh.
Sungai Sekonyer di Taman Nasional Tanjung Puting | Source: sigit_sugiyono

Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di Kalimantan Tengah, Indonesia. Taman nasional ini memiliki luas sekitar 4.150 km persegi dan merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di Indonesia.

Taman Nasional Tanjung Puting terkenal karena keanekaragaman hayatinya, terutama satwa langka seperti orangutan, bekantan, dan berbagai jenis primata dan burung. Taman nasional ini juga memiliki tiga sungai besar yang melintasinya, yaitu Sungai Sekonyer, Sungai Arut, dan Sungai Buluh.

Salah satu kegiatan yang populer di Taman Nasional Tanjung Puting adalah menyusuri sungai dengan kapal klotok. Wisatawan dapat menyewa klotok yang dilengkapi dengan fasilitas seperti kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan tempat duduk di atas dek untuk menikmati pemandangan sepanjang sungai. Kegiatan ini biasanya dilakukan selama 2-3 hari dan meliputi kunjungan ke pusat rehabilitasi orangutan, tempat pemberian makan orangutan liar, dan camping di hutan.

Taman Nasional Tanjung Puting juga terkenal dengan kegiatan konservasi dan rehabilitasi orangutan. Ada beberapa pusat rehabilitasi orangutan di dalam taman nasional ini yang membantu orangutan liar yang terluka atau terjebak di dalam wilayah perkebunan untuk bisa kembali ke habitat aslinya. Taman nasional ini juga menjadi pusat penelitian dan studi tentang keanekaragaman hayati dan kehidupan satwa liar di Indonesia.

Sejarah Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting memiliki sejarah yang panjang dalam hal konservasi dan penelitian keanekaragaman hayati. Berikut adalah beberapa momen penting dalam sejarah Taman Nasional Tanjung Puting:

Pada tahun 1935, seorang naturalis bernama Dr. Willie Smits pertama kali mengunjungi kawasan hutan Tanjung Puting untuk melakukan penelitian keanekaragaman hayati. Dr. Smits kemudian menjadi salah satu pelopor dalam konservasi orangutan dan lingkungan hidup di Indonesia.

Pada tahun 1977, pemerintah Indonesia menetapkan kawasan hutan Tanjung Puting sebagai taman nasional dengan luas sekitar 303.000 hektar. Tujuan utama pembentukan taman nasional ini adalah untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan mempertahankan habitat alami orangutan.

Pada tahun 1980-an, Dr. Birutė Galdikas, seorang primatolog asal Kanada, mendirikan pusat rehabilitasi orangutan pertama di Taman Nasional Tanjung Puting. Pusat rehabilitasi ini bertujuan untuk merawat orangutan liar yang terluka atau terjebak di dalam wilayah perkebunan agar bisa kembali hidup di habitat aslinya di dalam hutan.

Pada tahun 1991, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Konservasi dan Pengelolaan Taman Nasional Tanjung Puting. Peraturan ini memuat berbagai ketentuan tentang konservasi keanekaragaman hayati, penelitian, pengawasan, dan pemanfaatan sumber daya alam di dalam taman nasional ini.

Pada tahun 2005, Taman Nasional Tanjung Puting mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) karena kekayaan keanekaragaman hayati dan budayanya yang unik.

Hingga saat ini, Taman Nasional Tanjung Puting terus menjadi pusat konservasi dan penelitian keanekaragaman hayati yang penting di Indonesia. Taman nasional ini juga menjadi salah satu destinasi wisata yang populer bagi para wisatawan yang ingin melihat orangutan dan keindahan alam Kalimantan Tengah.



Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Berikut adalah beberapa contoh keanekaragaman hayati yang dapat ditemukan di dalam taman nasional ini:

  • Orangutan: Tanjung Puting merupakan salah satu habitat terakhir orangutan di dunia. Terdapat tiga spesies orangutan yang dapat ditemukan di Indonesia, yaitu orangutan Sumatera, orangutan Tapanuli, dan orangutan Kalimantan. Di Tanjung Puting, orangutan yang dapat ditemukan adalah orangutan Kalimantan.
  • Macan dahan: Tanjung Puting juga menjadi habitat bagi macan dahan atau clouded leopard. Macan dahan merupakan hewan yang sangat langka dan sulit ditemukan di alam liar.
  • Monyet bekantan: Monyet bekantan atau proboscis monkey juga dapat ditemukan di dalam taman nasional ini. Monyet ini memiliki ciri khas hidung yang panjang dan bengkok, serta bulu berwarna kemerahan.
  • Burung: Tanjung Puting merupakan habitat bagi lebih dari 200 spesies burung. Beberapa di antaranya adalah burung rangkong, burung merak, dan burung jalak bali.
  • Tanaman: Taman Nasional Tanjung Puting juga memiliki keanekaragaman tanaman yang sangat tinggi. Terdapat berbagai jenis pohon seperti meranti, jati, dan kelapa sawit. Selain itu, tumbuhan lain seperti anggrek liar dan lumut juga dapat ditemukan di dalam taman nasional ini.

Tanjung Puting merupakan salah satu habitat terakhir orangutan di dunia. Terdapat tiga spesies orangutan yang dapat ditemukan di Indonesia, yaitu orangutan Sumatera, orangutan Tapanuli, dan orangutan Kalimantan. Di Tanjung Puting, orangutan yang dapat ditemukan adalah orangutan Kalimantan.
Orang Utan di Taman Nasional Tanjung Puting|Source: sigit_sugiyono

Destinasi Wisata di Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu destinasi wisata yang terkenal di Indonesia. Berikut adalah beberapa tempat yang dapat dikunjungi di dalam taman nasional ini:

  • Camp Leakey: Camp Leakey adalah pusat rehabilitasi orangutan yang terletak di dalam Taman Nasional Tanjung Puting. Di tempat ini, pengunjung dapat melihat aktivitas harian orangutan, termasuk kegiatan makan, bermain, dan belajar dari para pengurusnya.
  • Sungai Sekonyer: Sungai Sekonyer merupakan sungai yang membelah Taman Nasional Tanjung Puting dan menjadi salah satu jalur transportasi utama di dalam taman nasional ini. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam sekitar sungai dengan menyewa kapal.
  • Tanjung Harapan: Tanjung Harapan adalah salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbit di Taman Nasional Tanjung Puting. Selain itu, pengunjung juga dapat berjalan-jalan di sekitar pantai dan mengamati keindahan pemandangan alam.
  • Pulau Kaja: Pulau Kaja adalah pulau kecil yang terletak di dalam Taman Nasional Tanjung Puting. Pulau ini merupakan tempat yang ideal untuk snorkeling dan menyaksikan keindahan bawah laut.
  • Pondok Ambung: Pondok Ambung adalah tempat menginap yang terletak di dalam Taman Nasional Tanjung Puting. Pondok ini menawarkan pengalaman menginap yang unik dengan berada di tengah-tengah alam liar yang masih asli.
  • Pasar Benaung: Pasar Benaung adalah pasar tradisional yang terletak di luar Taman Nasional Tanjung Puting. Pengunjung dapat membeli berbagai jenis souvenir dan oleh-oleh khas Kalimantan di pasar ini.

Rute Menuju Taman Nasional Tanjung Puting

Terdapat beberapa rute menuju Taman Nasional Tanjung Puting yang dapat dipilih oleh para wisatawan. Berikut adalah beberapa rute yang dapat ditempuh:

Rute melalui Pangkalan Bun: Pangkalan Bun adalah kota terdekat dengan Taman Nasional Tanjung Puting dan memiliki bandara yang melayani penerbangan dari beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Setelah tiba di Pangkalan Bun, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan menyewa mobil atau menaiki taksi menuju pelabuhan Kumai dan melanjutkan perjalanan dengan kapal ke Taman Nasional Tanjung Puting.

Rute melalui Surabaya: Pengunjung juga dapat terbang ke Surabaya dan melanjutkan perjalanan ke Pangkalan Bun dengan menggunakan transportasi darat seperti bus atau mobil pribadi. Setelah tiba di Pangkalan Bun, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Tanjung Puting seperti pada rute pertama.

Rute melalui Banjarmasin: Banjarmasin adalah kota besar yang terletak sekitar 400 km dari Taman Nasional Tanjung Puting. Pengunjung dapat terbang ke Banjarmasin dan melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Tanjung Puting dengan menggunakan transportasi darat seperti bus atau mobil pribadi. Setelah tiba di Pelabuhan Kumai, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Tanjung Puting dengan menggunakan kapal.


Rute-rute tersebut dapat disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan para wisatawan. Namun, pengunjung disarankan untuk memilih rute melalui Pangkalan Bun karena akses transportasi yang lebih mudah dan cepat.

0 Response to "Mengenal Taman Nasional Tanjung Puting: World Heritage Site di Kalimantan Tengah"

Post a Comment

jangan diisi

iklan dalam artikel

iklan display

Iklan dalam feed