-->

Nilai Ekonomi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Konservasi Keanekaragaman Hayati

Nilai ekonomi langsung dari kehati terkait dengan pemanfaatan langsung sumber daya alam, seperti kayu, ikan, udang, dan banyak jenis flora dan fauna lainnya yang memiliki nilai komersial. Nilai ekonomi tidak langsung berasal dari layanan ekosistem dan sumberdaya genetik yang mendukung pertanian, peternakan, perikanan, obat-obatan, serta berkontribusi pada regulasi iklim dan pelestarian sumber air dan tanah.
Ranu Kumbolo Gunung Semeru Sebagai Salah Nilai Ekonomi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru| Source Pinterest: Widya


Pesan yang disampaikan dalam teks ini adalah bahwa kekayaan hayati (kehati) Indonesia memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kehati meliputi ekosistem, jenis-jenis, dan sumberdaya genetik yang tersebar di berbagai wilayah geografis Indonesia, termasuk di pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, pesisir, hutan, lahan basah, dan ekosistem laut.

Nilai ekonomi langsung dari kehati terkait dengan pemanfaatan langsung sumber daya alam, seperti kayu, ikan, udang, dan banyak jenis flora dan fauna lainnya yang memiliki nilai komersial. Nilai ekonomi tidak langsung berasal dari layanan ekosistem dan sumberdaya genetik yang mendukung pertanian, peternakan, perikanan, obat-obatan, serta berkontribusi pada regulasi iklim dan pelestarian sumber air dan tanah.

Pentingnya konservasi kehati dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang bioteknologi untuk memanfaatkan nilai genetik flora dan fauna. Namun, penelitian dan pengembangan di bidang bioteknologi serta perlindungan pengetahuan masyarakat lokal tentang pemanfaatan kehati masih terbatas di Indonesia.

Selain nilai ekonomi, penting juga diakui bahwa konservasi kehati memiliki nilai etik dan moral dalam melindungi semua makhluk hidup dan menjaga keberlanjutan kehidupan manusia serta lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan upaya serius dalam melindungi dan memanfaatkan kekayaan kehati secara berkelanjutan, dengan memperhatikan keberlanjutan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.

Banyak organisme alami membawa gen-gen berharga yang memiliki manfaat besar bagi manusia. Contohnya, tanaman kina yang menghasilkan obat anti-malaria, atau tanaman vinka yang mengandung zat obat untuk leukemia. Selain itu, banyak tanaman memiliki gen-gen yang meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. 

Di India, ditemukan padi liar yang memiliki gen ketahanan terhadap hama wereng. Jika digabungkan dengan varietas tanaman unggul, kita dapat menciptakan varietas baru yang lebih produktif dan tahan terhadap hama.

Namun, perkembangan penelitian di bidang ini masih terbatas, yang menjadi hambatan utama dalam memahami manfaat kekayaan genetik alam bagi manusia. Dengan penelitian yang lebih maju, kita dapat mengungkap nilai dan manfaat yang lebih besar dari sumber daya alam ini. Hal ini juga akan mendorong upaya pelestarian dan perlindungannya. Banyak pertanyaan masyarakat tentang mengapa kita harus melestarikan spesies seperti harimau, badak, gajah, orangutan, dan lainnya, dapat dijawab dengan lebih jelas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjukkan manfaatnya bagi manusia dan lingkungan.

Indonesia memiliki kondisi geografis, topografi, dan iklim yang mendukung beragam ekosistem, mulai dari laut dalam, pesisir, rawa, hutan dataran rendah, hingga hutan pegunungan. Hal ini menciptakan beragam habitat bagi flora dan fauna. Indonesia adalah pulau-pulau yang memiliki keunikan geografis dan habitatnya mencakup banyak dari 200 wilayah ekologi WWF yang dianggap penting secara global. Indonesia memiliki 12% dari seluruh mamalia di dunia (urutan kedua setelah Brazil), dan tempat keempat untuk reptilia dan primata, urutan kelima untuk burung (17% dari total burung di dunia), dan tempat keenam untuk amfibi.

Indonesia memiliki tingkat endemisme yang tinggi, dengan banyak spesies unik yang hanya ada di wilayah ini. Misalnya, ada 515 spesies mamalia besar (39% di antaranya endemik), 511 spesies reptilia (29% endemik), 1531 spesies burung (26% endemik), 270 spesies amfibi (37% endemik), 35 spesies primata (18% endemik), dan 121 spesies kupu-kupu (44% endemik). Indonesia juga menjadi urutan pertama di dunia dalam hal jumlah palem, spesies kupu-kupu jenis Swallowtail, dan spesies kakatua.

Indonesia adalah rumah bagi banyak spesies yang terancam secara global dan spesies dengan wilayah geografis yang terbatas. Ini termasuk ekosistem hutan kritis di wilayah Sunda dan Wallacea. Selain itu, Indonesia memiliki 10% dari spesies berbunga di dunia dan merupakan pusat keanekaragaman genetik tanaman pertanian (biodiversitas pertanian).

Tantangan Dalam Konservasi Sumber Daya Alam Kehati

Tantangannya adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat bisa melindungi dan melestarikan kekayaan genetik ini sambil juga menggunakannya secara bijaksana tanpa merusak kelimpahan dan penyebarannya. Dengan pengembangan kapasitas dalam bioteknologi konservasi, kekayaan alam ini dapat menjadi sumber devisa negara dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Bioteknologi telah mengubah cara kita memahami dan memanfaatkan kekayaan genetik alam. Sekarang, kita dapat memindahkan gen langsung antar jenis organisme yang berbeda, seperti Genetically Modified Organisms (GMO). Perusahaan farmasi melakukan penelitian bioprospeksi di hutan tropis untuk mencari gen yang berpotensi untuk obat-obatan seperti obat anti-kanker dan obat anti-AIDS.

Indonesia seharusnya mengikuti jejak negara-negara lain dalam mengembangkan penelitian bioprospeksi untuk mendukung konservasi dan mendapatkan dana untuk melindungi kekayaan genetik alam.

Penting untuk mengambil tindakan berkelanjutan dalam eksploitasi dan pembangunan sumber daya alam, dan pendekatan ini dikenal sebagai pembangunan berkelanjutan. Kehilangan kekayaan genetik berarti kehilangan pondasi bagi kelangsungan hidup manusia, karena kita sangat bergantung pada lingkungan alam untuk jasa-jasa ekosistem seperti rantai makanan.

Motivasi konservasi memiliki dampak positif pada pembangunan manusia. Kehilangan kekayaan genetik berarti kehilangan sumber daya penting untuk kehidupan manusia dan lingkungan. Dengan penelitian bioteknologi dan bioprospeksi, kita dapat menjawab pertanyaan tentang manfaat ekonomi tidak langsung dari sumber daya alam ini dan melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi.


Daftar Pustaka:

WWF, GFN, ZSL. (2010). Living Planet Report 2010: Biodiversity, biocapacity, and development. WWF International, Gland, Switzerland.

WWF-ID. (2008). Deforestasi, Degradasi Hutan, Hilangnya Keanekaragaman Hayati dan Emisi CO2 di Riau, Sumatera, Indonesia. Laporan Teknik WWF-Indonesia, kerjasama WWF, RSS GmbH, Univ. Pertanian Hokkaido. Jakarta.

0 Response to "Nilai Ekonomi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Konservasi Keanekaragaman Hayati"

Post a Comment

jangan diisi

iklan dalam artikel

iklan display

Iklan dalam feed