-->

Menggunakan "Tarp Tent" untuk mendaki gunung, apakah safety?

Menggunakan "Tarp Tent"  untuk mendaki gunung, apakah safety?


Sejak 2017 dunia outdoor Indonesia mulai ramai membahas konsep Ultralight dalam kegiatan mendaki gunung. Ultralight sendiri merupakan suatu konsep pendakian dengan meminimalisir beban yang dibawa tanpa mengurangi keamanan dan kenyamanan penggunanya. Konsep ini tentunya memiliki perbedaan dengan konsep konvensional terutama pada ukuran perlengkapannya. 

Pict: @kingamastza
Dalam konsep ini, salah satu upaya penekanan berat bawaan adalah dengan menganti tenda yang tergolong berat menggunakan tenda mono frame atau tenda UL berbahan yang sangat ringan nan mahal hehehe atau juga kebanyakan lainnya untuk menekan biaya juga, mengganti tenda yang beratnya 3-8 kg menggunakan "tarp tent". Harga trap tent sendiri untuk produk dalam negeri (Indonesia) berkisar mulai ratusan ribu sampai jutaan rupiah dengan berat seluruh bagiannya mulai dari setengah kilo sampai hampir dua kilogram. Tak sedikit pula banyak yang mengkreasikannya dengan flyaheet ataupun murni membangun tarp tent hanya dengan flysheet.


Tarp tent sendiri merupakan suatu shelter yang tidak menggunakan frame sebagai rangkanya. Tarp tent menggunakan tongkat atau trekking pole sebagai tiang penompang lapisannya. Tarp tent sendiri menurut lapisannya terbagi menjadi "single layer" dan "double layer".
Single layer merupakan shelter yang memiliki satu lapis sebagai pelindungnya dari cuaca. Sementara double layer adalah shelter yang memiliki dua lapisan sebagai pelindungnya dimana lapisan luar atau outternya melindungi langsung dari cuaca, dan lapisan dalam atau innernya memberikan perlindungan tambahan kepada penggunanya seperti berbahan mesh yang dapat melindungi dari serangga. Lapisan inner double layer-pun melindungi penggunanya dari sentuhan langsung lapisan outter yang kemungkinan terjadi kondensasi yang membuat dingin jika terkena kulit.

Tarp tent sendiri memiliki berbagai model bentuk (tak hanya segitiga wkwk). Model ini dapat kamu kreasikan sendiri sesuai pikiranmu (jika kamu membangun sebuah tarp dari flysheet atau custom design sendiri loh, atau tidak bisa kita membuat kreasi model bentuk tarp dari tarp tent yang kita beli secara utuh). Tarp tent bisa didirikan dengan 1 atau 2 tongkat. Tarp tent yang dibangun dengan satu tongkat terlihat jelas selaku memiliki satu ujung atap yang lancip. Tarp yang dibangun dengan satu tongkat biasanya memiliki ruang lebih sempit dibanding membangun tarp tent menggunakan dua tongkat seperti halnya tenda pramuka wkwk bisa juga kita membangun tarp tent menggunakan sepasang trekking pole dengan model yang bisa di setup satu trekking pole agar mendatang kekuatan pondasi yang lebih kuat seperti gambar diatas.

Tiga pertanyaan yang sering muncul jika pertama kali melihat tarp tent adalah "apakah aman? Terutama dari angin.",  "apa gak dingin, karna bagian bawah tarp tent tergolong terbuka untuk sirkulasi angin?" Dan "bagaimana jika turun hujan?"

Oke, mari kita bereskan ke-tiga pertanyaan ini.

First question "apakah aman? Terutama dari angin."

Angin yang kencang merupakan bencana tersendiri saat kita sedang camping menggunakan tenda. Oleh sebab itu banyak produsen tenda yang membuat inovasi tenda dengan aerodinamis. Lalu bagaimana dengan tarp tent yang memiliki satu atau dua tiang itu? Si buktikan oleh @jaligoeshikking saat mendirikan tarptent di puncak bayangak pawitra atau lebih dikenal dengan penanggungan. Kekuatan dari tarp tent sendiri bergantung pada bagaimana bentuk model tarp yang berdiri serta kekuatan kekencangan setiap pasak dan tarikan setiap sisi pada tarp tent itu sendiri dengan memperhatikan arah datangnya angin juga. Jangan sampai membangun tarp tent dengan meletakan sisi pintu pada arah hembusan angin terkuat di wilayah itu. Kalian bisa mencoba terlebih dahulu seberapa kuat tarp tent yang kalian bangun di tempat-tempat yang tak jauh dari rumah dengan angin yang cukup kencang sepertk di laoangan dekat sawah sebelum membawanya ke tempat yang lebih jauh dari rumah.
Pict: @jaligoeshikking

Second question "apa gak dingin, karna bagian bawah tarp tent tergolong terbuka untuk sirkulasi angin?" 


Yaa...bisa dikatakan ada betulnya. Karena tarp tent terutama tarp tent single layer kebanyakan para pen-setup nya sering menggunakan tali elastis dari tarp nya untuk menancapkan pasak sehingga tentunya hal itu akan membuat ventilasi untuk sirkulasi yang lebih tinggi. Dengan setup yang tanpa tali elastis atau langsung pasak akan membuat ventilasi tent lebih kecil sehingga angin yang masuk-pun akan terminimalisir. Material yang di buat untuk tarp tent juga bukan sembarang material. Tak jarang tarp tent juga terbuat dari material yang lebuh baik dari tenda dibawah satu jutaan ataupum satu jutaan. Produsen tarp tent-pun selalu mempertimbangkan material yang kuat dan kuat terhadap kelembapan yang ada sehingga tidak menimbulkan kondensasi yang parah di samping mempertimbangkan beratnya. Tak jarang pula beberapa maker yang membuat tarp nya menggunakan bahan tenda konvensional.

Third question  "bagaimana jika turun hujan?" 

Ini adalah pertanyaan yang sering muncul apalagi bagi tarp tent single layer yang tidak memiliki alas atau kalau dalam bisnisnya "alas dijual terpisah wkwk" lebih dari sekedar alas, tarp tent menggunakan footprint yang berbentuk seperti kolam atau sering disebut bathtube tent. Bathtube ini berbentuk seperti bangun ruang balok tanpa sisi atas sehingga penggunanya dapat masuk dan mendapat perlindungan dari sisi bawah dan setiap sisi sampingnya. Bathtube ini biasanya memiliki tinggi sisi samping 10-20cm, belum banyak maker yang memproduksinya secara massal. Sehingga banyak orang yang masih membuatnya secara DIY ataupun meminta buatkan kepada orang lainnya. Bathtube ini biasanya berbahan tipis dan tebal tergantung makernya. Bathtube berbahan tipis biasanya dibuat dari material plastik cor yang mudah didapat dan murah, namun dengan memakai bathtube yang tipis kamu perlu matras yang tebal juga untuk melindungi dari kondensasi bathtube. Bathtube yang tebal pun bermaterial seperti flysheet yang lebih tebal dari flysheet yang diperuntukan UL. Sama halnya dengan bathtube material tipis, kita tetap membutuhkan matras untuk melindungi dari kondensasi alas.

Pict: @kyuudesign

Jadi, apakah sobat hikking ingin beralih menggunakan tarp tent? Atau masih memikirkannya wkwk. Inget, apapun konsepnya keselamatan harua diutamakan.

0 Response to "Menggunakan "Tarp Tent" untuk mendaki gunung, apakah safety?"

Post a Comment

jangan diisi

iklan dalam artikel

iklan display

Iklan dalam feed