-->

Taman Nasional Berbak: Konservasi Pelestarian Alam di Sumatera Selatan

Taman Nasional Berbak didirikan pada tahun 1991 dan diresmikan sebagai taman nasional pada tanggal 18 Februari 1992 oleh Presiden Soeharto. Kawasan ini dianggap sebagai salah satu kawasan yang sangat penting bagi kelestarian satwa liar di Sumatera dan di dunia, khususnya untuk spesies Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang terancam punah.
Sungai Benuh di Taman Nasional Berbak | photo by: @nurazmannurdin

Taman Nasional Berbak adalah sebuah kawasan pelestarian alam yang terletak di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Taman Nasional Berbak dikenal sebagai salah satu kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Taman Nasional Berbak memiliki luas sekitar 162.700 hektar, dan sekitar 60% dari luas taman nasional ini adalah perairan.

Taman Nasional Berbak didirikan pada tahun 1991 dan diresmikan sebagai taman nasional pada tanggal 18 Februari 1992 oleh Presiden Soeharto. Kawasan ini dianggap sebagai salah satu kawasan yang sangat penting bagi kelestarian satwa liar di Sumatera dan di dunia, khususnya untuk spesies Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang terancam punah.

Taman Nasional Berbak memiliki ekosistem hutan bakau, hutan rawa dan hutan dataran rendah. Kawasan ini juga memiliki beberapa jenis satwa liar yang dilindungi, seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, badak Sumatera, dan berbagai jenis primata seperti orangutan, kera ekor panjang, dan lutung.

Selain itu, Taman Nasional Berbak juga memiliki keanekaragaman hayati perairan yang sangat tinggi. Terdapat sekitar 49 jenis ikan dan 17 jenis udang yang hidup di kawasan ini. Beberapa jenis ikan dan udang tersebut memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar.

Taman Nasional Berbak menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menarik bagi pecinta alam dan penggemar satwa liar. Di kawasan ini, pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seperti birdwatching, trekking, dan river safari. Namun, karena kawasan ini masih tergolong sulit dijangkau, maka akses menuju ke Taman Nasional Berbak masih terbatas dan membutuhkan persiapan yang matang.

Sejarah Taman Nasional Berbak

Taman Nasional Berbak didirikan pada tahun 1991 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 578/Kpts-II/1991 pada tanggal 15 November 1991. Kemudian, pada tanggal 18 Februari 1992, Taman Nasional Berbak diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Sebelumnya, kawasan Taman Nasional Berbak merupakan kawasan hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani. Pada tahun 1989, pemerintah Indonesia mengusulkan untuk mengubah status kawasan ini menjadi taman nasional untuk melindungi keanekaragaman hayati dan habitat satwa liar di kawasan tersebut. Usulan tersebut didukung oleh sejumlah organisasi internasional, seperti World Wildlife Fund (WWF) dan Conservation International.

Proses pengambilan kebijakan dan penetapan status Taman Nasional Berbak berlangsung cukup lama dan melalui berbagai tahap. Pada awalnya, terdapat kekhawatiran bahwa penetapan status taman nasional akan mengurangi akses masyarakat sekitar terhadap sumber daya hutan. Namun, setelah dilakukan sosialisasi dan dialog dengan masyarakat sekitar, akhirnya kebijakan penetapan status taman nasional disetujui.

Setelah diresmikan sebagai taman nasional, Taman Nasional Berbak dikelola oleh Balai Taman Nasional Berbak dan Sembilang. Pada tahun 2001, Taman Nasional Berbak ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO sebagai bagian dari Situs Warisan Dunia Taman Nasional Lorentz.

Hingga saat ini, Taman Nasional Berbak terus dijaga dan dikelola dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat sekitar untuk melindungi keanekaragaman hayati dan satwa liar di kawasan tersebut.

Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Berbak

Taman Nasional Berbak merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Kawasan taman nasional ini terdiri dari hutan bakau, hutan rawa, dan hutan dataran rendah yang menyediakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar dan tumbuhan.

Satwa liar yang terdapat di Taman Nasional Berbak antara lain harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), berbagai jenis primata seperti orangutan (Pongo pygmaeus abelii), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), dan lutung (Trachypithecus auratus).

Selain itu, kawasan Taman Nasional Berbak juga memiliki keanekaragaman hayati perairan yang sangat tinggi. Terdapat sekitar 49 jenis ikan dan 17 jenis udang yang hidup di kawasan ini, seperti ikan Baung (Hemibagrus nemurus), ikan Patin (Pangasius sp.), dan udang Windu (Penaeus monodon). Beberapa jenis ikan dan udang tersebut memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar.

Di kawasan Taman Nasional Berbak juga terdapat berbagai jenis tumbuhan langka seperti Ramin (Gonystylus spp.) yang digunakan sebagai bahan baku produksi kayu, serta berbagai jenis mangrove seperti bakau (Rhizophora spp.), api-api (Avicennia spp.), dan temu-temu (Sonneratia spp.). Mangrove memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pantai dan memperkuat daya tahan pesisir terhadap bencana alam.

Keanekaragaman hayati yang terdapat di Taman Nasional Berbak menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi kawasan ini dan menikmati keindahan alam serta keberagaman satwa dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Namun, pengunjung harus memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati di Taman Nasional Berbak.



Destinasi Wisata di Taman Nasional Berbak

Taman Nasional Berbak menawarkan berbagai destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Berikut adalah beberapa di antaranya:


Sungai Berbak

Sungai Berbak adalah sungai terbesar yang mengalir di Taman Nasional Berbak. Wisatawan dapat menikmati keindahan hutan bakau dan menikmati pemandangan satwa liar yang hidup di sepanjang sungai, seperti kera ekor panjang, burung-burung endemik, dan kadal.


Hutan Bakau

Taman Nasional Berbak memiliki hutan bakau yang masih asri dan belum terlalu banyak terganggu. Wisatawan dapat menjelajahi hutan bakau dengan menaiki perahu atau kano dan menikmati keindahan alam yang tersaji.


Konservasi Gajah Sumatera

Di dalam Taman Nasional Berbak terdapat pusat konservasi gajah sumatera yang menjadi rumah bagi beberapa ekor gajah sumatera yang terancam punah. Pengunjung dapat melihat langsung aktivitas gajah dan mempelajari tentang upaya konservasi gajah sumatera yang dilakukan di kawasan ini.


Konservasi Penyu

Taman Nasional Berbak juga memiliki pusat konservasi penyu yang menjaga dan melestarikan populasi penyu hijau dan penyu sisik di kawasan tersebut. Wisatawan dapat melihat proses penangkaran dan pemeliharaan telur penyu yang dilakukan di kawasan ini.


Desa Wisata

Desa-desa di sekitar Taman Nasional Berbak menawarkan pengalaman yang unik bagi wisatawan untuk mengenal budaya lokal dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Wisatawan dapat mengunjungi pasar tradisional, memasak bersama masyarakat setempat, serta mempelajari kerajinan tangan dan budaya daerah.


Namun, sebagai taman nasional yang berfungsi sebagai kawasan pelestarian alam, pengunjung harus mematuhi aturan-aturan yang ada dan tidak merusak atau mengganggu keberadaan satwa liar dan tumbuhan di kawasan Taman Nasional Berbak.

Rute Menuju Taman Nasional Berbak

Terdapat beberapa rute menuju Taman Nasional Berbak, tergantung dari lokasi awal yang dipilih. Berikut adalah beberapa rute yang dapat diambil:

Rute dari Palembang

Wisatawan dapat mengambil rute dari Palembang dengan menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil untuk menuju ke Muara Enim. Dari Muara Enim, perjalanan dilanjutkan dengan menempuh perjalanan darat menuju Kabupaten Banyuasin, di mana Taman Nasional Berbak berada.

Rute dari Jambi

Jika wisatawan berasal dari Jambi, dapat menempuh perjalanan darat menuju Kabupaten Banyuasin dengan menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil.

Rute dari Pangkalpinang

Jika wisatawan berasal dari Pangkalpinang, dapat menyeberang ke Sumatera dengan menggunakan kapal ferry menuju Tanjung Api-Api. Setelah tiba di Tanjung Api-Api, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan darat menuju Taman Nasional Berbak.

Rute dari Jakarta

Jika wisatawan berasal dari Jakarta, dapat terbang ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang dan melanjutkan perjalanan darat ke Taman Nasional Berbak seperti rute pertama di atas.

Pengunjung juga dapat menggunakan transportasi umum seperti bus atau travel dari kota-kota terdekat ke Taman Nasional Berbak. Namun, perlu dicatat bahwa akses ke Taman Nasional Berbak mungkin sulit dan jalanan mungkin tidak begitu baik. Oleh karena itu, sebaiknya pengunjung mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan perjalanan ke Taman Nasional Berbak.


0 Response to "Taman Nasional Berbak: Konservasi Pelestarian Alam di Sumatera Selatan"

Post a Comment

jangan diisi

iklan dalam artikel

iklan display

Iklan dalam feed