-->

Potensi Gas Alam di Indonesia: Kekayaan ditengah Ancaman Krisis Energi

Lapindo Brantas Inc berencana mengebor sumur baru di Kecamatan Tanggulangim. Sidoarjo, Jawa Timur, Lapindo Brantas Inc. berkeinginan membuka sumur baru untuk menambah produksi gas karena permintaan semakin meningkat. Pengeboran sumur baru dengan kedalaman masing masing 1.100 meter itu dilakukan di dekat sumur yang sudah ada, dengan demikian tidak perlu membuka lahan baru.   Saat ini Lapindo Brantas Inc memiliki 5 unit sumur gas di Tanggulangin. Sumur yang saat ini berproduksi tidak ada masalah, dengan demikian sumur baru juga diharapkan relatif arman. "Secara teknis dan akademis tidak ada masalah dalam rencana pengeboran sumur", demikian pernyataan Drilling Manager Lapindo Brantas Inc. Pengeboran direncanakan sejak 2006, namun tertunda akibat semburan lumpur panas di Kecamatan Porong.
Potensi Gas di Lumpur Lapindo


Pada saat minyak bumi di Indonesia menjadi primadona, gas untuk sementara dilupakan, namun sekarang sudah berbalik arah. Tampaknya sekarang cadangan minyak bumi mulai disangsikan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, maka gas alam sekarang mulai dielu-elukan keberadaannya. Berikut adalah gambaran tentang potensi gas alam di Indonesia.

Gas tergolong juga sebagai sumber energi tak terbarukan. Sekali lagi ditekankan, dengan pertimbangan gas di Indonesia masih cukup banyak dan pemanfaatannya belum optimal, maka "penggalakan" pemakaian gas sebagai alternatif pengganti minyak bumi perlu juga ditindaklanjuti semenjak dini. Tidak seperti minyak bumi yang perlu pengolahan panjang sebelum digunakan, gas lebih praktis. Seperti minyak, gas dapat digunakan di semua sektor rumah tangga, industri, transportasi, pembangkit listrik. Untuk kandungan nilai kalor yang sama, pemanfaatan gas lebih hemat 10-30% daripada minyak. Harga gas alam juga hanya 55% dari harga minyak bumi. 

Gas lebih ramah lingkungan karena pembakaran gas lebih sempurna sehingga emisinya lebih sedikit dibandingkan minyak. Kelebihan lain: cadangan domestik dan dunia sangat besar Cadangan terbukti minyak di Indonesia 4 miliar barrel dan cadangan gas terbukti 104 trilsun kaki kubik (triliun cubic feer/tcf). Dengan cadangan terbukti saat ini dan laju produksi minyak 900.000 barrel dan gas 1,5 juta bsm per hari, gas di Indonesia akan habis empat kali lebih lama (42 tahun) daripada minyak (11 tahun). 

Sementara cadangan gas dunia pada akhir 2010 sekitar 6609 tcf, belum termasuk sumber non convensional seperti coal bed methana (CBM) dan shale gas. Dengan demikian, pasokan dan harga gas dunia ke depan diperkirakan berlimpah dan relatif murah. Namun, gas juga punya kekurangan. Gas relatif sulit disimpan atau diangkut. Jika pengguna gas jauh dari sumbernya atau pipa distribusi, gas perlu dimampatkan menjadi LNG (Liquified Natural Gas), LPG (Liquified Petroleum Gas) atau CNG (Compressed Natural Gas). 

Kendati demikian, harga gas masih tetap lebih murah dibandingkan minyak bumi. Kontribusi suatu jenis energi dalam bauran tidak bisa serta-merta optimal karena akan dipengaruhi oleh aspek keekonomian dari jenis energi lainnya. Jika harga BBM mengikuti harga keekonomian, bahan bakar nabati (BBN) dan Bahan Bakar Gas (BBG) akan dapat bersaing tanpa perlu disubsıdı Walaupun demikian produksi minyak bumi harus dan tetap berjalan sesuai dengan rencana. Eksplorasi tidak dibenarkan berhenti. 

Sumber Daya Alam Gas di Indonesia

Cadangan minyak di laut dalam Indonesia diyakini masih potensial. Industri pengolahan minyak bumi juga ikut meramaikan industri hilir yang selalu berkembang dan meningkat. Industri petrokimia telah membuktikan keberadaan industri hilir dari minyak bumi yang mampu menyediakan lapangan kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat sampai pelosok Nusantara. Jumlah cadangan batubara di Indonesia juga masih cukup banyak. Untuk menjaga keberlangsungan cadangan energi nasional. Ekspor batubara ke negara tetangga perlu juga dibatasi, dan apabila mungkin dilarang. Semua potensi batubara dimanfaatkan untuk konsumsi dalam negeri. 

Lihatlah negara tetangga yang juga kaya batubara, yaitu China. Negara tirai bambu ini tidak pernah mengekspor batubara, tetapi justru mengimpor batubara darı negara di sampingnya, yaitu Indonesia. Indonesia memang perlu dana untuk pembangunan. Namun demikian, orientasi yang selalu berkiblat pada uang justru melupakan kepentingan bangsa sendiri. Akankah kebijakan yang ternyata tidak tepat berkaitan dengan energi untuk saat ini dilanjutkan? Jawaban, ada pada pikiran Anda masing-masing, paling tidak Anda dan teman-teman investor Anda dalam bidang penambangan batubara mengedepankan jiwa nasionalisme, ke- Indonesiaan". Apa pun yang terjadi pada minyak bumi dan batubara, potensi gas yang berlimpah di Indonesia harus didayagunakan, sebagai bahan baku energi alternatif.

Blok East Natura

Blok East Natuna adalah lapangan gas raksasa dengan biaya produksi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lapangan-lapangan gas pesaing karena letaknya di laut dalam dan kandungan CO, tinggi. Ditambah lagi, posisinya di wilayah rawan sengketa yang juga berisiko tinggi. Apabila skenario ini terjadi diprediksi harga gas di Asia Pasifik akan turun. 

Pada saat harga mencapai 5 dollar AS per 1.000 kaki kubik, Blok East Natuna menjadi tidak ekonomis lagi untuk diproduksi. Skenario ini menjadi pangkal kegalauan sebagian pengembang bisnis gas termasuk Malaysia, sehingga memutuskan membatalkan kemitraan dengan Indonesia di Natuna. Dengan mundurnya Malaysia dari Blok East Natuna, Indonesia harus lebih waspada menghadapi kemungkinan manuver geopolitik Malaysia. Dengan melemah- nya harga gas, Malaysia cenderung mencari minyak karena ke depan minyak akan kran langka dan harganya akan membubung hingga mencapai kesetimbangan baru. 

Diduga dalam waktu dekat Malaysia akan kembali mendaulat Ambalat mengingat sumber daya yang dimiliki Ambalat lebih dominan minyak sehingga secara ekonomis lebih "prioritas". Malaysia juga akan memanfaatkan kedekatannya dengan China untuk menghadapi kehadiran AS di kawasan ASEAN yang semakin kuat serta bersaing dengan negara pesaing Malaysia yang dekat dengan AS dalam kancah perebutan kepulauan Spartly dan Paracel (kandungan minyak 230 miliar barrel) Indonesia dan Pertamina harus siap menghadapi kemungkinan kedua mitra lainnya mengikuti langkah Petronas untuk meningkatkan posisi tawar mereka dalam negosiasi kontrak dengan Pemerintah Indonesia guna meminta berbagai bentuk insentif Untuk mengunci ruang gerak yang melebar sebaiknya kontrak bagi hasil segera ditandatangani, jangan ditunda lagi. East Natuna adalah asset Indonesia yang bernilai tinggi dan sangat strategis bagi kedaulatan energi jangan dibiarkan tidur terlalu lama (Eddy Purwanto, 2012).

Blok Donggi Senowo

Proyek pengembangan lapangan gas Donggi Senowo di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, ditargetkan selesai dan mulai beroperasi akhir tahun 2014. Menurut rencana, produksi gas alam cair [liquified natural gas (LNG)] dari kilang tersebut 2 juta ton per tahun. Saat ini dari sisi hulu, pengembangan proyek gas Donggi Senowo sudah berjalan dan dalam tahap pengeboran. Dari sisi hilir, pengembangan lapangan gasnya agresif untuk mengejar target produksi LNG akhir tahun 2014 dan baru berproduksi penuh pertengahan 2015. Proyek dipercepat karena Negara Jepang memerlukan bahan energi saat ini. Selain kontrak LNG di Jepang akan habis, beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang juga tidak beroperasi. Tampaknya Jepang masih memerlukan gas dari Indonesia untuk bahan baku sumber energi menggantikan pembangkit tenaga nuklir yang untuk sementara dihentikan.

Terobosan PT Badak

PT Badak NGL, anak usaha PT Pertamina, sudah mulai mengapalkan gas alam cair (LNG) produksi Kilang Bontang, Kalimantan Timur ke Teluk Jakarta, Rabu (25 April 2012). Gas itu akan dipakai untuk pembangkit listrik di Jawa sehingga akan dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak. Pengapalan gas alam cair (Liquified Natural Gas (LNG)] itu untuk memasok terminal terapung penerima dan regasifikasi (floating storage and regasification unit (FSRU)] Teluk Jakarta Pengiriman LNG untuk pertama kalinya itu diperkirakan tiba di lokasi FSRU Teluk Jakarta di Muara Karang pada 30 April 2012 FSRU Teluk Jakarta yang diberi nama Nusantara Regas Satu, telah selesai dibangun di Jurong Shipyard, Singapura dan dikirim ke Muara Karang untuk mulai menerima pasokan LNG dari Bontang. FSRU itu menyediakan gas untuk pembangkit listrik PT. PLN melalui jaringan pipa PT Badak NGL, pengelola Kilang Bontang, akan memasok LNG 11,75 ton selama 11 tahun ke FSRU Teluk Jakarta, FSRU itu dioperatori PT Nusantara Regas, perusahaan patungan PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara. Ini untuk mendukung program diversifikasi energi di Indonesia. Pasokan LNG Bontang untuk FSRU Teluk Jakarta itu akan digunakan untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok dengan total volume 140 juta standar kaki kubik. Hal ini akan menghemat biaya operasi pembangkit listrik yang biasanya memakai bahan bakar minyak (BBM). 

Sebagai perbandingan, harga LNG saat ini 13 dollar AS per juta metrik satuan panas Inggris [million metric British thermal units (MMBTU)]. Ditargetkan, semua pembangkit listrik di Jawa akan bebas BBM dengan beroperasinya FSRU Teluk Jakarta. Perlu diketahui, sebelumnya LNG Bontang hanya diekspor ke pembeli di Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan karena tidak ada infrastruktur penerima LNG di dalam negeri. Sejak diekspor PT Badak sudah mengapalkan LNG Bontang sebanyak 8.088 kali ke luar negeri.

Gas Lapindo

Lapindo Brantas Inc berencana mengebor sumur baru di Kecamatan Tanggulangim. Sidoarjo, Jawa Timur, Lapindo Brantas Inc. berkeinginan membuka sumur baru untuk menambah produksi gas karena permintaan semakin meningkat. Pengeboran sumur baru dengan kedalaman masing masing 1.100 meter itu dilakukan di dekat sumur yang sudah ada, dengan demikian tidak perlu membuka lahan baru. 

Saat ini Lapindo Brantas Inc memiliki 5 unit sumur gas di Tanggulangin. Sumur yang saat ini berproduksi tidak ada masalah, dengan demikian sumur baru juga diharapkan relatif arman. "Secara teknis dan akademis tidak ada masalah dalam rencana pengeboran sumur", demikian pernyataan Drilling Manager Lapindo Brantas Inc. Pengeboran direncanakan sejak 2006, namun tertunda akibat semburan lumpur panas di Kecamatan Porong. 

Bagaimana dengan masyarakat? Pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012, sekitar 500 warga Desa Banjarsari dan desa lainnya berunjuk rasa di depan area sumur produksi Tanggulangin 1 milik Lapindo Brantas Inc di Desa Banjarsari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Kepala Desa Banjarsari menegaskan, unjuk rasa dilakukan untuk menyatakan penolakan terhadap rencana pengeboran sumur gas baru. Jarak desa dengan pusat semburan lumpur di Porong hanya 3 kilometer. Sumur gas itu juga dibangun di tengah permukiman penduduk. Masyarakat menolak pengeboran karena tidak mau kasus lumpur di Porong terulang kembali. 

Akan lebih bijaksana apabila Lapindo Brantas Inc mau menahan diri. Selesaikan dulu masalah semburan lumpur yang pernah terjadi dan ganti rugi diselesaikan segera. Sangat riskan memaksakan kehendak, sedang masyarakat tetap kuat menolak. Tragedi lumpur Lapindo, belum hilang dari ingatan masyarakat. Diharapkan, pimpinan daerah juga bijak, jangan sampai masyarakat dikorbankan untuk kepentingan tertentu.

Re-negosiasi LNG Tanggu

Pemerintah sedang menyusun rencana re-negosiasi kontrak penjualan gas alam cair proyek LNG Tangguh di Papua Barat kepada pembeli asal Fujian, China. Re-negosiasi kontrak tersebut dijadwalkan dilaksanakan tahun 2013. Sebagian saham proyek Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat dimiliki BP Indonesia sebagai operator. Proyek dengan biaya 3,4 milar dollar AS itu diperkirakan menyumbang penerimaan Negara 6,2 miliar dollar AS selama 20 tahun. Formula harga gasnya dibatasi pada batas atas 38 dollar AS per barrel (pada harga gas 3.35 dollar AS per juta panas Inggris [million metric british thermal units (MMBTU)]. harga minyak metric satuan. 

Di negara sumber energi maju seperti Amerika Serikat juga mencoba mencari alternatif. Berikut adalah penemuan shale gas di Amerika Penurunan gas dunia agaknya akan dipercepat oleh penemuan shale Amerika Serikat (AS) dan Kanada yang monumental sehingga harga gas di pasar AS baru-baru ini turun drastis dari 8 dollar AS menjadi hanya 3 dollar AS per 1.000 kaki kubik. Penurunan harga juga dipicu melemahn ekonomi AS. 

Penemuan gas shale di AS menjadi monumental karena cadangan gas sebanyak 500-600 triliun kaki kubik dan akan mengubah statu AS dari negara pengimpor gas menjadi pengekspor gas meski untu sementara ekspor gas masih dibatasi. AS kini tak lagi perlu LNG Indones sehingga volume kontrak LNG dari Tangguh, Papua bisa dialihkan untuk keperluan domestik Indonesia dengan membayar kompensasi tertentu Melihat peluang gas di Asia Pasifik yang jauh lebih tinggi, AS dan Kanada berniat membangun kilang LNG di Alaska dan Lousiana Dengan memperlebar Terusan Panama, AS dan Kanada berniat membawa gas darı Teluk Meksiko ke Asia Pasifik dan bersaing dengan gas INDO-ASEAN terutama Australia. Membanjirnya gas dari Australia dan Amerika Serikat setelah 2020 diprediksi akan menekan harga gas di Asia Pasifik. Ditambah lagi dengan masuknya gas dari negara lain seperti Qatar, Rusia, Israel dengan lapangan gas raksasa Leviathan (cadangan 12 triliun kaki kubik) serta beberapa sumber dari alur INDO-ASEAN seperti Masela yang akan berproduksi selepas tahun 2020.

Gas Petronas

Lapangan gas Kepodang di Blok Muria, Jepara Jawa Tengah ditargetkan mulai mengalirkan gas tahun 2014. Volume gas mencapai 116 juta metric standar kaki kubik per hari. Hasil produksi gas yang dikelola Petronas (perusahaan minyak Malaysia) tersebut akan digunakan untuk mengoperasikan pembangkit listrik Tambaklorok di Semarang, Jawa Tengah. Petronas, perusahaan minyak dan gas bumi asal Malaysia, mengelola dua lapangan migas di Indonesia. Kedua lapangan itu adalah Lapangan Kepodang di Blok Muria dan Lapangan Bukit Tua di Blok Ketapang, Madura, Jawa Timur. Lapangan Kepodang akan mengalirkan gas 116 juta metric standar kaki kubik per hari [million metric standard cubic feet per day (MMSCFD)]. Lapangan Bukit Tua akan menghasilkan gas 50 MMSCFD dan minyak 20.000 barrel per hari. Rencana semula, dua lapangan migas itu akan siap berproduksi April 2015, tetapi diusahakan siap berproduksi pada Oktober 2014.

0 Response to "Potensi Gas Alam di Indonesia: Kekayaan ditengah Ancaman Krisis Energi"

Post a Comment

jangan diisi

iklan dalam artikel

iklan display

Iklan dalam feed