-->

Mengenal Manfaat Biji Kelor Sebagai Sumber Energi Bersih: jadi Pelumas hingga BBN-Biodesel

Produksi semakin banyak pada tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya Apalagi, kelor bisa menghasilkan biji sepanjang tahun Biji kelor mengandung 35- 40% dari berat kering Kulit bijinya yang terbuang mengandung protein cukup tinggi, mendekati 60% sehingga cocok untuk makanan hewan ternak Kualitas minyak biji kelor menyerupai minyak zaitun (olive oil) Pemanfaatannya sebagai minyak goreng
Pohon Kelor | Source: Pinterest

"Tanaman kelor menghasilkan biji yang bisa diolah menjadi pelumas dan minyak goreng dengan kualitas prima, bahkan sebagai BBN- biodiesel"


Kelor diyakini berasal dari India dan Arab, kemudian menyebar ke berbagai wilayah. Di berbagai komunitas di daerah tropis, kelor dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, seperti pengobatan tradisional, pangan, tanaman pagar, desinfektan, pelumas, dan kosmetik.

Kelor telah menyebar hampir diseluruh Indonesia, dibuktikan dengan terdapat sejumlah nama daerah kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), kerol (Buru), marangghi (Madura), moltong (Flores), kelo (Gorontalo), keloro (Bugis), kawano (Sumba), ongge (Bima), hau fo (Timor) Pada masyarakat pedesaan di Indonesia, daunnya yang mengandung banyak air sering digunakan untuk menurunkan panas badan yang tinggi. 

Disamping itu, manfaat lain dari batang bersama daun kelor, umumnya digunakan sebagai alat untuk melumeikan atau menon aktifkan kekuatan magis" seseorang, yaitu dengan cara disapu sapukan ke bagian muka ataupun dijadikan "alat tidur, misal seseorang yang tahan terhadap pukulan, bacokan, bahkan tidak mempan oleh terjangan peluru maka dengan cara disapu-sapukan ke bagian tubuhnya ataupun dijadikan alas tidurnya, atau ada pula air tanaman kelor disiramkan ke seluruh tubuhnya, maka kekuatan magis tubuhnya akan lumer atau hilang Hal yang sama juga kepada orang tua umumnya pada zaman dulu yang memiliki "ajimat" sehingga katau mau meninggal akan susah sekali, maka dengan menggunakan tanaman kelot, akan dapat dibantu untuk memudahkan kematiannya tersebut

Tanaman kelor bisa tumbuh dan berkembang di wilayah subtropis dan tropis, di daerah kering dan basah, serta amat toleran pada curah hujan 0.5-4 m² per tahun. Karena tahan kering maka kelor, di beberapa negara di Afrika, seperti di Etiopia, Sudan, Madagaskar, Somalia, dan Kenya serta di Arab Saudi dan Israel, menjadi bagian untuk program pemulihan tanah kering dan gersang. 

Pohon kelor memiliki kemampuan menyerap air tanah walau dari kandungan yang sangat minim hingga tanah menjadi lembab dengan dampak tanaman lain akan ikut menjadi tumbuh subur. Seperti di Lembah Rift untuk lahan seluas satu hektar hanya ditanam antara 30-50 batang, karena di antara pohon kelor tersebut ditanam pula tanaman lain penghasil pangan, seperti sorgum jagung, bahkan tanaman sayuran, khususnya kacang-kacangan Di kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah dan terasering Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau tabungan air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi Tanaman kelor merupakan perdu dengan tinggi sampai 10 meter,

berbatang lunak dan rapuh, dengan daun sebesar ujung jari berbentuk bulat telur dan tersusun majemuk Berbunga sepanjang tahun berwarna putih, buah bersisi segitiga dengan panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut Pada tahun pertama, kelor sudah bisa menghasilkan biji Dalam satu polong bisa diperoleh sekitar 20 biji. 

Produksi semakin banyak pada tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya Apalagi, kelor bisa menghasilkan biji sepanjang tahun Biji kelor mengandung 35- 40% dari berat kering Kulit bijinya yang terbuang mengandung protein cukup tinggi, mendekati 60% sehingga cocok untuk makanan hewan ternak Kualitas minyak biji kelor menyerupai minyak zaitun (olive oil) Pemanfaatannya sebagai minyak goreng

Tidak hanya itu, sejak awal tahun 1980-an oleh Jurusan Teknik Lingkungan ITB, biji kelor digunakan untuk penjernihan air permukaan (air kolam, air sungai, air danau sampai ke air sungai) sebagai pengendap (koagulans) dengan hasil yang memuaskan dan aman, pada dosis 100- 150 mg bubuk/serbuk/liter air Bahkan serbuk biji kelor memiliki sifat antimikroba, khususnya terhadap bakteri. Sehingga kalaupun di dalam air terdapat bakteri Coli (salah satu yang disyaratkan tidak terdapat di dalam air minum), akan tereduksi atau mati

Dengan pertimbangan multi manfaat tersebut, ada berita menggembirakan tentang rencana pengusaha Jepang untuk membuka "kebun kelor seluas 10.000 ha di Kabupaten Musibanyuasin, Sumatera Selatan Minat pengusaha Jepang untuk membuka kebun kelor seluas 10.000 ha karena mereka membutuhkan hasil dari tanaman tersebut untuk bahan kosmetika, obat-obatan sampai ke minyak goreng dan pelumas, serta bahan bakar nabati.



0 Response to "Mengenal Manfaat Biji Kelor Sebagai Sumber Energi Bersih: jadi Pelumas hingga BBN-Biodesel"

Post a Comment

jangan diisi

iklan dalam artikel

iklan display

Iklan dalam feed