-->

Sejarah dan Urband Legend Gunung Semeru Puncak Tertinggi Jawa

Gunung Semeru pertama kali didaki oleh seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda bernama Clignet pada tahun 1838. Beliau mendaki dari arah barat daya dengan pintu akses Widodaren. Pada tahun 1911, Van Gogh dan Heim mendaki lewat lereng utara Tahun 1945, kembali seorang ahli botani Belanda mendaki gunung ini lewat utara, yaitu lewat jalur Ayek-ayek, Inder-inder, dan Kepolo. Setelah tahun tersebut, umumnya pendakian gunung ini selalu dilakukan dari arah utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti jalur pendakian saat ini.
Gunung Semeru | Source: Pinterest

Gunung Semeru pertama kali didaki oleh seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda bernama Clignet pada tahun 1838. Beliau mendaki dari arah barat daya dengan pintu akses Widodaren. Pada tahun 1911, Van Gogh dan Heim mendaki lewat lereng utara Tahun 1945, kembali seorang ahli botani Belanda mendaki gunung ini lewat utara, yaitu lewat jalur Ayek-ayek, Inder-inder, dan Kepolo. Setelah tahun tersebut, umumnya pendakian gunung ini selalu dilakukan dari arah utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti jalur pendakian saat ini. 

Mahameru berada dalam pengawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman nasional ini meliputi lembah dan gunung seluas 50.273,3 hektar. Dalam kompleks taman nasional ini juga meliputi beberapa gunung dalam dataran tinggi Tengger, antara lain Bromo 2.392 mdpl, Batok 2.470 mdpl, Kursi 2.581 mdpl, Watangan 2.662 mdpl, Widodaren 2.650 mdpl, serta termasuk empat buah danau yaitu Ranu Pani, Ranu Regulo

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa seperti yang tertuang pada kitab kuno bernama "Tantu Pagelaran" yang dipercaya berasal pada abad ke-15, dituliskan bahwa suatu ketika Pulau Jawa mengambang di tengah laut dan dipermainkan ombak. Kemudian, para dewa memutuskan untuk memakunya supaya tidak begerak dengan cara memindahkan Gunung Meru yang berada di India ke Jawa. Dari sana dipercaya asal mula nama Mahameru diperoleh. Bagi orang Bali, Gunung Semeru atau Mahameru dipercaya sebagai bapak Gunung Agung di Bali dan sangat dihormati. Upacara sesaji untuk menghormati dewa-dewa di Mahameru sering dilakukan oleh masyarakat Bali. Walaupun upacara penghormatan tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Mahameru. Selain itu, orang Bali sering mengunjungi Gua Widodaren untuk mendapatkan "Tirta Suci".

Sejarah Letusan Gunung Semeru dari 1818-2008


Tahun Peristiwa
1818 Terjadi letusan pada tanggal 8 November
1829 Terjadi letusan pada bulan Februari.
1830 Terjadi letusan antara tanggal 15 dan 16 Desember.
1832 Terjadi letusan pada tanggal 18 April. Materi yang dikeluarkan diperkirakan berupa lava.
1836 Terjadi letusan pada tanggal 3 hingga 5 Agustus.
1838 Terjadi letusan antara bulan Juli hinga Agustus.
1842 Terjadi letusan antara bulan Januari hingga Maret,
1844-1845 Terjadi letusan antara bulan September 1844 hingga Juli 1845.
1848 Terjadi letusan antara tanggal 4 Februari hingga sekitar Agustus.
1851 Terjadi letusan pada bulan Januari.
1856 Terjadi letusan pada tanggal 10 September
1857 Terjadi letusan antara tanggal 13 Agustus hingga sekitar September,
1860 Terjadi letusan antara bulan April hingga Juni.
1864 Terjadi letusan pada bulan Juli Materi letusan berupa lava.
1867 Terjadi letusan antara bulan April hingga Mel
1872 Terjadi letusan pada tanggal 23 Oktober
1877 Terjadi letusan pada bulan April dan September
1878 Pada tahun 1878 juga terjadi letusan. Namun, sejarah letusan yang terjad tidak tercatat
1884 1884 Terjadi letusan pada tanggal 11 Desember.
1885 1885 Terjadi letusan pada bulan Januari, April, Juli, dan September. Materi letusan menghasilan leleran lava
1886 1886 Terjadi letusan pada bulan Januari, April, Juli, dan Agustus. Terjadi letusan antara bulan Februari-Maret menghasilkan materi berupa leleran lava.
Antara 10 September hingga 10 Oktober terjadi letusan lagi
1887-1888 1887-1888 Terjadi letusan pada bulan Februari, Maret, Mei, dan Oktober
1889 1889 Terjadi letusan antara bulan Januari hingga Maret, kemudian terjadi lagi pada bulan Juni, Oktober, dan Desember.
Materi letusan menghasilkan leleran lava.
1890 1890 Terjadi letusan sepanjang tahun antara bulan Januari hingga Desember.
1891 1891 Terjadi letusan antara bulan Februari hingga Mei. Materi letusan menghasilkan leleran lava.
1892 1892 Terjadi letusan antara bulan Maret hingga April
1893 1893 Terjadi dua letusan, antara bulan Januari hingga Mei dan terjadi pada bulan September.
1894 1894 Terjadi letusan pada bulan Februari.
1895 1895 Terjadi letusan antara 22 Mei hingga 10 Juli. Letusan kembali terjadi pada 1 Oktober.
Materi letusan berupa leleran lava dan lahar yang menyebabkan rusaknya tanah garapan.
1896 1896 Terjadi letusan antara bulan Mer hingga Juni
1897 1897 Terjadi letusan pada bulan Januari. Materi letusan berupa lejeran lava
1898 1898 Terjadi letusan pada bulan Februari berupa leleran lava
1899 1899 Terjadi letusan pada bulan Januari, Maret, Agustus, dan Desember.
1901 1901 Terjadi letusan pada tanggal 29 dan 30 Januari.
1903 1903 Terjadi letusan pada tanggal 26 Maret hingga sekitar Juni
1904 1904 Terjadi letusan antara tanggal 2 hingga 16 Januari
1905 1905 Terjadi letusan pada tanggal 4 Agustus
1907 1907 Terjadi letusan antara tanggal 7 bingga 10 Januari
1908 1908 Kembali terjadi letusan sepanjang tahun antara bulan Januari hingga Desember
1909 1909 Terjadi letusan antara bulan September hingga Desember.
Materi letusan berupa awan panas yang menyebabkan tanah garapan rusak
1910 1910 Terjadi letusan sepanjang tahun antara bulan Januari hingga Desember.
1911 1911 Terjadi dua kali periode letusan antara bulan Januari hingga Februari dan November hingga Desember.
Materi berupa leleran lava dan awan panas yang menyebabkan rusaknya tanah garapan.
1912 1912 Terjadi letusan pada tanggal 28 Agustus
1913 1913 Terjadi letusan pada tanggal 23 Juni.
1941-1942 1941- 1942 Terjadi letusan dalam celah radial pada tanggal 21 September 1941 hingga bulan Februari 1942.
Letusan sampai di lereng sebelah timur pada ketinggian antara 1.400 dan 1.775 m. Titik letusan terdapat di 6 tempat.
Leieran lava masuk ke Besuk Semut dan menimbuni Pos Pengairan Bantengan. Terjadi aliran lava sepanjang 6,5 km.
1945 1945 Terjadi letusan pada tanggal 12 hingga 18 Juni
1946 1946 Terjadi letusan antara bulan Februari hingga Mei dan Oktober hingga Desember. Kubah terbentuk sebagai akibat letusan.
Terjadi awan panas yang merusak tanah garapan. (Adnawidjaja, 1947)
1969 1969 Pertumbuhan kubah lava terus berlangsung
1972 1972 Pertumbuhan kubah lava masih berlangsung hingga mencapai ketinggian 3.744,5 mdpl.
Terjadi awan panas dan giguran melalui Kall Glidik sampel batas hutan.
Di akhir tahun, letusan terjadi setiap 5 sampal 45 menit dengan tirigi asap maksimum 500 m di atas bibir kawah.
Pasir dan debu terlontar sejauh 1 km. 1973 Pembentukan kubah lava masih berlangsung selama Agustus.
Letusan mencapai 1.000 m dan sering disertai aliran lava, Guguran lava pijar meningkat dan meluncur he Besuk Sat dan
Besuk Kobokan mencapai jarak 2 km dari puncak, bahkan hingga membakar hutan
1974 1974 Kegiatan terus berlangsung, luban lava makin tinggi.
1975 1975- Letusan di kawah utama disertai aliran lava
1976-1977 1976-1977 Pada tanggal 1 Desember terjadi guguran lava yang menghasilkan awan panas. Guguran berjarak 10 km dari Besuk Kembar
dengan volume endapan 6,4 juta m Sebagian awan panas "menyeleweng" ke Besuk Kobokan.
Di Desa Sumberump, sawah dan tegal seluas 110 ha rusak, 450 ha hutan pinus dan 1 jembatan rusak terbakar dan 2 buah rumah bilik hanyut.
1978 1978 Letusan masih terjadi dengan tinggi asap maksimum mencapai 800 m di atas tepi kawah.
Awan panas dan guguran terjadi di Besuk Kembar 3 kali pada bulan Maret dan 15 kali pada bulan Mei dengan jarak luncur maksimum 7 km
1979 1979 Letusan masih terjadi, guguran disertai awan panas meluncur ke Besuk Kembar mencapai jarak maksimum 3 km
1980 1980 Letusan berlangsung setahun penuh, terjadi guguran diselingi awan panas ke Besuk Kobokan dan Besuk Kembar
1981 1981 Terjadi letusan letusan kecil, lava mengalir lewat tepi kawah masuk ke Besuk Kembar dan membentuk lidah lava.
Pada tanggal 28 Maret terjadi guguran lidah lava di Besuk Kembar diikuti awan panas guguran yang "menyeleweng pada ketinggian 1.400 mdpl
dan masuk ke Besuk Bang mencapai jarak maksimum 10 km dari tepi kawah. Tumpukan endapan mencapai 6,2 juta m².
Suhu ladu atau endapan awan panas di dekat Dukuh Supit Tengah mencapai 120°C. Pada tanggal 29 Maret dan antara 3 dan 4 April
terjadi beberapa kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 7 km.
1982 1982 Pada bulan Mei terjadi peningkatan jumlah letusan dan guguran yang semuanya masuk ke Besuk Kembar.
Terkadang disertai awan panas mencapa jarak maksimum 3,5 km dari kawah. Letusan berlangsung sepanjang tahun,
guguran dan awan panas mencapai Jarak luncur 3 km di Besuk Kembar
1983 1983 1984 Pada tanggal 16 Januari terjadi guguran kubah lava lama disertai awan panas masuk ke Besuk Kobokan mencapai jarak luncur 2-4 km.
1985 1985 Letusan terjadi pada bulan Mei disertai awan panas guguran.
1986 1986 Letusan terus berlangsung diikuti awan panas guguran dengan tinggi asap maksimum 1,2 km di atas tepi kawah, berselingan dengan pembentukan kubah lava
1989-1990 1989-1990 Antara bulan November hingga Desember terjadi guguran kubah lava yang menghasilkan awan panas dan Kawah Jonggring Seloko terbuka sampai saat ini.
1992 1992 Terjadi Letusan stromboli dengan pembentukan kubah lava dan lidah lava sepanjang 1,5 km dari kawah pada bulan November hingga Desember.
1994 1994 Terjadi letusan antara tanggal 2 Februari hingga 15 Februari. Pada tanggal 2 Februari terjadi 9 kali letusan asap putih tebal dengan
ketinggian 500 m dan 34 kali guguran lava ke Besuk Kembar mencapai 1.000 m, disertai meningkatnya gempa tremor selama 7 hari sebelum 3 Februari 1994.
Pada tanggal 3 Februari pukul 03.50 terjadi letusan dan suara dentuman disertai hujan abu dan guguran lava membentuk awan panas guguran dari kubah lava
dan lidah lava yang terbentuk sejak tahun 1992. Aliran awan panas yang masuk ke Besuk Kobokan mencapai 11,5 km, ke Besuk Kembar 7,5 km,
dan ke Besuk Bang 3,5 km. Volume awan panas diperkirakan mencapai 6,8 juta m. Korban yang meninggal terlanda awan panas sebanyak 7 orang
dan 2 orang hanyut oleh lahar pada tanggal 13 Februari 1994. Selanjutnya, kegiatan berangsur menurun dan kembali menuju normal dengan aliran awan panas
mencapai jarak 200 hingga 750 m dari puncak
2002 2002 Pada tanggal 11 Maret 2002, status Semeru dinaikkan dari "Normal" menjadi "Waspada sehubungan adanya peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal
maupun dalam sejak Januari 2002 dan mencapai puncaknya di bulan April 2002, masing-masing 10 dan 57 kali Terjadi peningkatan
gempa tremor harmonis seri pertama pada bulan Maret 2002 sampai Juni 2002. Guguran lava pijar pun ikut meningkat secara tajam sejak April 2002 (610 kali)
hingga Agustus 2002 (484 kali). Namun, sejak September hingga Desember 2002 menunjukkan penurunan (93-151 kali).
Penurunan guguran lava pijar digantikan kemunculan aliran awan panas yang cukup signifikan pada bulan Desember 2002.
Seri kedua gompa tremor harmonis sejak Agustus 2002 muncul kembali.
Gempa gempa tremor harmonis mencapai puncaknya pada bulan Desember 2002 Sampai tanggal 3 Januari 2003 telah terjadi
beberapa kali gempa tremor harmonis dengan amplitudo maksimum mencapai 4 mm. Pada tanggal 23 Desember 2002 terjadi 8 kali letusan di kawah utama.
Pada tanggal 25 Desember 2002 terjadi 1 kali letusan.
Pada tanggal 26 dan 27 Desember 2002 terjadi letusan di kawah utama masing-masing 7 dan 8 kali yang diikuti guguran lava pijar
memasuki bagian hulu Besuk Kembar sejauh 250 meter pada tanggal 27 Desember 2002 Pada tanggal 29 Desember 2002 terjadi letusan
di kawah utama sebanyak 7 kali. Pada tanggal 30 November 2002 terjadi awan panas guguran berjarak 5.000 meter memasuki bagian hulu Besuk Bang.
Awan panas berikutnya terjadi pada tanggal 13 Desember memasuki bagian hulu Besuk Bang dengan jarak luncur 5.000 meter.
Pada tanggal 16 Desember 2002, awan panas guguran kembali memasuki bagian hulu Besuk Kembar sejauh 4.000 meter.
Awan panas berikutnya terjadi pada tanggal 25 Desember 2002 memasuki bagian hulu Besuk Kobokan sejauh 5.000 meter.
Pada tanggal 28 Desember terjadi dua kali aliran awan panas guguran (17:26 dan 17:30) memasuki bagian hulu Besuk Kobokan,
masing-masing sejauh 4.000 meter. Pukul 19:00 tanggal 29 Desember 2002, satu seri aliran awan panas guguran turun memasuki
Besuk Bang sejauh 9.000 m mendekati dusun Supit Timur di sisi barat Besuk Bang dan dusun Rawabaung di sisi timur Besuk Bang,
masing-masing di ketinggian 750 mdpl. Dusun Supit Timur terletak di punggungan yang terjepit di pertemuan antara sungai Besuk Bang dan Besuk Supit.
Aliran awan panas berikutnya terjadi pada tanggal 30 Desember 2002 pukul 07:20 memasuki Besuk Bang sejauh 2.000 m.
Pada pukul 10:00 awan panas guguran memasuki Besuk Bang sejauh 2.000 meter. Pada tanggal 29 Desember 2002 dari pukul 17:00 sampai 21:00,
seismograf di Pos Pengamatan di Gunung Sawur mencatat adanya gempa banjir yang diperkirakan memasuki Besuk Bang dan Besuk Kembangan.
Tidak terjadi korban jiwa, kerusakan rumah, atau fasilitas umum, baik di dusun Supit Timur maupun di dusun Rawabaung.
Pagi hari tanggal 30 Desember 2002, Dusun Supit Timur telah dikosongkan oleh sebagian penduduknya,
terutama anak-anak dan orang tua berusia lanjut. Para pemuda dan lelaki dewasa lainnya tetap berjaga-jaga di malam hari demi keamanan dusun secara keseluruhan
2004 2004 Pada tanggal 20 Januari 2004 terjadi awan panas guguran yang masuk ke Besuk Bang sejauh 2.500 m.
Pada tanggal 7 Oktober kembali terjadi awan panas dengan jarak luncur 1.000 m ke Besuk Bang.
Awan panas terjadi de ngan frekuensi lebih banyak pada bulan November dan Desember dengan jarak luncur antara 1.000-3.000 m menuju Besuk Bang.
2005 2005 Pada tanggal 29 Desember 2005 terjadi awan panas guguran yang masuk ke Besuk Bang sejauh masing-masing 1000,1500,dan 2500 m
2007 2007 Pada 15 November 2007 terjadi awan panas guguran yang masuk ke Besuk Bang sejuah 1000 m
2008 Pada tanggal 18 Mei 2008 terjadi 3 kali guguran awan panas yang didahului oleh letusan asap dengan ketinggian 500-600 m.
Arah awan panas ke Besuk Bang dengan jarak luncur 500, 1.500, dan 2.500 m.
Pada tanggal 19 Mei 2008 terjadi guguran awan panas yang didahului letusan asap.
Arah awan panas ke Besuk Bang dengan jarak luncur 1.500 m. Pada tanggal 21 Mei 2008 terjadi 6 kali guguran awan panas.
Arah awan panas ke Besuk Bang, Besuk kembar dan Besuk Kobokan dengan jarak luncur 1.000-3,000 m.
Pada tanggal 22 Mei 2008 terjadi 4 kali guguran awan panas. Arah awan panas ke Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 m.
Besuk Bang sejauh masing-masing 1.000, 1.500, dan 2.500 m. 2008 Pada tanggal 15 November 2007 terjadi awan panas guguran
yang masuk ke Besuk Bang sejauh 1.000 m. Pada tanggal 15 Mei 2008, terjadi guguran awan panas yang didahului letusan asap
dengan ketinggian kurang lebih 600 m. Arah awan panas ke Besuk Bang dengan jarak luncur 2.500 m. Pada tanggal 17 Mei 2008
terjadi guguran awan panas yang didahului oleh letusan asap dengan ketinggian kurang lebih 500 m. Arah awan panas ke Besuk Bang dengan jarak luncur 2.000 m.

Pendakian Gunung Semeru

Predikatnya sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa tentu membuat tertarik para pendaki untuk menggapai salah satu puncak seven summits Indonesia ini. Namun sobat perlu tau jika area kawasan puncak atau setelah Cemoro Kandang (camping ground ke-2 setelah Ranu Kumbolo) merupakan area yang kini dilarang. Sayangnya masih banyak pendaki yang mengabaikan larangan tersebut, oleh sebab itu TNBTS memberikan sanksi penghapusan asuransi jika pendaki menuju puncak Mahameru.

Durasi Pendakian Gunung Semeru setidaknya memakan waktu 3-4 hari, disepanjang jalur pendakian hingga ke Cemoro Kandang sobat dapat menemukan banyak warga berjualan makanan dan minuman, selain itu sumber air juga dapat sobat temui di Ranu Kumbolo dan di Cemoro Kandang.


 


0 Response to "Sejarah dan Urband Legend Gunung Semeru Puncak Tertinggi Jawa"

Post a Comment

jangan diisi

iklan dalam artikel

iklan display

Iklan dalam feed