-->

Mengenal Konsep Pendakian Ultralight, "mendaki itu tidak berat"

Mengenal Konsep Pendakian Ultralight, "mendaki itu tidak berat"



@superior.wilderness.designs

Mendaki gunung adalah kegiatan outdoor yang akhir-akhir memiliki peminat  dengan perkembangan pesat. Sejak taun 1900-an aktivitas mendaki gunung mulai banyak dilakukan meski untuk sekedar berlibur. Bagi para orang awam, melihat seorang pendaki biasanya identik dengan tas-tas ukuran besar beserta berbagai perlengkapan dan logistiknya sebagai peralatan yang digunakan untuk mendaki gunung. Tak jarang pula orang lebih senang menggunakan jasa private trip atau menyewa porter dalam pendakiannya agar ia tak membawa beban yang berat.

"Namun, benarkah saat kita mendaki kita selalu membawa beban berat?"

Mulai sekitar 2016 konsep pendakian ultralight mulai berkembang di Indonesia. Berkat grub-grub di media sosial seperti grub facebook "Indonesia Ultralight Bagpacking" atau yang dikenal dengan "IUB". Konsep pendakian ultralight sendiri mulai banyak diperbincangkan serta banyak menarik minat para pendaki untuk berlaih menggunakan konsep ultralight bagpacking



Apa itu ULTRALIGHT BAGPACKING ?

Ultralight bagpacking merupakan konsep pendakian/hikking dengan membawa beban perlengkapan seringan mungkin tanpa mengurangi kenyamanan dan keamanan penggunanya. Dengan berat perlengkapan yang berbobot lebih ringan, tentunya membuat ukuran atau volume menjadi lebih kecil pula dari situ kita bisa tau jika wajar saja para pendaki ultralight memiliki ukuran bagpack yang tergolong kecil atau jika di literkan sekitar 25 L - 35 L. 

Kok bisa si tetap aman dan nyaman dengan bobot yang ringan dan kecil itu? Harganya kok banyak yang mahal juga.

Keamanan dan keyamanan para pendaki Ultralight bisa dikatakan pula sama dengan ataubterkadang juga bisa lebih baik dari pendaki konvensional. Hal itu terjadi karena pengguna Ultalight Bagpacking melakukan pemilihan perlengkapan yang sangat ketat kriterianya. Tentunya semua tidak mau jika harus mendaki dengan perlengkapan ringan malah mengurangi kenyamanan dan keamanan.

Pemilihan alat dilakukan dengan mempertimbangkan konsep ultralight sehingga tak jarang mendapat material yang sangat mahal untuk mendapat kriteria ultralight sendiri, seperti pada kasus jaket down dan sleeping bag yang kebanyakan para ultralight menggunakannya yang memiliki bahan utama microfiber ataupun bulu angsa. Wajar saja dengan hal seperti itu membuat jaket dan sleepingbag yang berukuran besar saat dipacking bisa terkompresj menjadi ukuran yang sangat kecil. Begitupun dengan tenda terutama pada pengguna Tarp Tent yang mana agar mendapat tarp tent dengan kekuatan terhadap cuaca harus menggunakan material yang berbeda dari perlengkapan pada umumnya seperti dengan material dyneema.

Selain dengan perlengkapan yang mahal, ultralight bagpacking sendiri tak luput dari yang namanya DIY atau hasil kreasinya sendiri. Kreasi itu bisa diwujudkan dalam sesuatu peralatan yang dapat digantu dengan hal sederhana, contohnya: mengganti sekop lipat bahan logam dengan sekop DIY bahan paralon. Selain itu para pendaki ultralight juga sering mempertimbangkan perlengkapan fungsional sehingga tak perlu membawa barang dalam jumlah banyak untuk mendapat manfaat dalam ukuran banyak pula, seperti: membawa multitool dari pada membawa perlengkapan per masing-masing item.
Dengan beberapa hal yang sudah di sebut tadi memungkinkan membuat para pendaki ultralight memiliki kenyamanan dan keamanan dalam setiap perjalannya bahkan dengan ukuran beban perlengkapan yang lebih ringan dan kecil.

Menggunakan ultralight untuk pendakian dalam waktu lama? Bagaimana logistik terutama air, memang bagpack nya cukup?

Selain mempertimbangkan berbagai aspek dalam pemilihan perlengkaoannya sendiri. Sama dengan pendaki konvensional, para ultralight bagpacking juga harua dan tetap mempertimbangkan faktor lapangan dengan sangat teliti. Hal itu guna mencari tau terutama kondisi alamnya yang apa memungkinkan digunakan beberapa cara managemen logistik disananya, Seperti contoh air. "Jika kita mendaki di sebuah gunung yang memiliki sumber air (yang bisa kita gunakan) dengan durasi pendakian 3 hari. Apakah kita akan membawa dari rumah bekal air sebanyak 3 hari pendakian itu? Sementara kita bisa memanfaatkan sumber air yang ada. Namun, tidak sepenuhnya kita bisa bergantung dengan itu. Para pendaki ultralight harus mempertimbangkan berbagai keadaan lainnya seperti apa sumber air itu tidak mengering saat musim tertentu hingga berapa kebutuhan kita sebelum mencapai sumber air tersebut." 

Managemen logistik lainnya adalah dengan pemilihan bahan pangan yang mempertimbangkan juga ukuran packingnya, seperti contoh: "dari pada membawa 1 mie instan yang memiliki volume 15cm x 10cm x 4cm kita bisa mengantinya dengan membawa segenggam beras dengan daging beef ataupun hal lainnya yang memiliki ukuran packing sama seperti mie tersebut. Dengan hal itu kita bisa mendapat logistik yang berukuran sama dan mendapat gizi yang cukup pula." Memang si, logistik pangan merupakan kecocokan setiap individu, penjelasan tadi hanya merupakan perumpamaan sob hihihi....

Bagaimana jika kita akan mendaki dengan tim 

dalam menerapkan ultralight
Sangat susah jika kita menerapkan konsep ultralight pada pendakian beregu. Bahkan pendakian konsep beregu ini pun memiliki kekurangan dalam hal self-support. Ultralight bagpacking sendiri merupakan gaya pendakian yang bisa dikatakan sebagai model pendakian self-support dimana diri kita sendiri menjadi faktor keberhasilan pendakian. Dengan menerapkan prinsip ultralight bagpacking tentunya kita sangat susah jika harus membagi perlengkapan beregu dengan keadilan sama rata, atau kebanyakan pembagian itu selain mendapat hasil tak sama rata sering kali akan meruju terhadap "lightweight" bukan ultralight, sebab itulah pendakian ultralight lebih mengarah terhadap self-support. 

Selain ultralight ada apa lagi? (Ultralight, lightweight, stupidlight)

Ultralight sendiri memiliki batasan berat yang tak tau siapa yang mematenkannya. Beban maksimal ultralight sendiri memiliki patokan terhadap kemampuan industri perlengkapan yang dapat membuat perlengkapan dengan konsep ultralight. Angka batasannya sendiri bisa dikatakan menurut hasil rembuk dari warga ultralight sendiri seperti pada 2020 yang menetapkan baseweight ultralight adalah <4,5 kg (tanpa logistik).

Bentuk lain dari pendakian yang memangkas beban baseweight dikenal dengan nama lightweight. Lightweight menurut bebannya juga sama seperti ultralight yang tak jelas batasannya namun berunjuk pada beban pendakian yang berbeda tipis terhadap ultralight atau beban yang masih batasan dalam ultralight taun lalu. Sama dengan ultralight, pendakian ini juga tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan penggunanya. Kemudian, ada yang dikenal dengan stupidlight wkwkwk..yaa memang g0BL*K banget sih, konsep pendakian stupidlight adalah konsep pendakian dengan memakan beban baseweight dengan cara mengurangi perlengkapan yang berakibat pada menurunnya kenyamanan dan keamanan penggunanya.

0 Response to "Mengenal Konsep Pendakian Ultralight, "mendaki itu tidak berat""

Post a Comment

jangan diisi

iklan dalam artikel

iklan display

Iklan dalam feed